LAPORAN CRYPTOGAMAE
IDENTIFIKASI
MIKORIZA
Oleh
:
RIFQI
AZIZ
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
BANDUNG
2011
A.
TUJUAN
Untuk
mengetahui bentuk dan struktur salah satu jenis mikoriza.
B.
DASAR
TEORI
Kata
mikoriza berasal dari bahasa Yunani yaitu myces (cendawan) dan rhiza (akar)
Sieverding (1991) dalam Husna et., al (2007). Jadi mikoriza
adalah suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisma antara cendawan dan perakaran
tumbuhan tingkat tinggi (Agus Salim, dkk. 2011).
Asosiasi
simbiotik antara jamur dengan akar tanaman yang membentuk jalinan interaksi
yang kompleks dikenal dengan mikoriza yang secara harfiah berarti “akar jamur”
Atmaja (2001) dalam As – sakaur (2007). (Agus Salim, dkk. 2011).
Mikoriza
memerlukan akar tumbuhan untuk melengkapi daur hidupnya. Sebaliknya, beberapa
tumbuhan bahkan ada yang tergantung pertumbuhannya dengan mikoriza. Beberapa
jenis tumbuhan tidak tumbuh atau terhambat pertumbuhannya tanpa kehadiran
mikoriza diakarnya (Agus Salim, dkk. 2011).
Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman, merupakan sub sistem
yang cukup kompleks. Salah satunya adalah komponen biotik yaitu jasad makro dan
mikro, yang secara bersama dengan komponen abiotik membentuk tempat tumbuh bagi
kelangsungan hidup tanaman diatasnya secara berimbang (A. Haris Talanca, dkk.
2006)
Untuk menjamin kestabilan ini, maka pengelolaan sumber
daya alam harus dilakukan secara seimbang, tanpa harus terjadi
perubahan-perubahan besar atau mendadak. Itulah sebabnya perlunya menjaga keberadaan serta fungsi komponen sistem
dan individu dalam komponen tersebut (A. Haris Talanca, dkk. 2006).
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
telah diketahui banyak jasad atau mikroorganisme yang berguna bagi tanaman,
bahkan ada yang dapat membantu tanaman dalam hal penyerapan unsur hara dan
menjaga kondisi tanah dengan menghasilkan sekresi ekstraselular, vitamin, dan
zat tumbuh (A. Haris Talanca,
dkk. 2006).
Sebagai contoh mikoriza dan bintil akar merupakan bentuk
hubungan yang menguntungkan bagi masing-masing pembentuknya.
Menurut Budi et al. (1998) ada tiga
bentuk/tipe mikoriza yaitu pertama Ektomikoriza, jenis mikoriza ini ditemui
pada tumbuhan Angiospermae dan Gimnospermae. Miselia cendawan ini
berkembang dipermukaan rambut akar dengan membentuk selaput miselium dan tidak
masuk menembus sel-sel akar. Kedua Endomikoriza, jenis mikoriza ini dijumpai hampir pada semua
jenis tanaman. Cendawan pembentuknya tumbuh di antara sel-sel korteks akar dan
membentuk arbuskulus didalam sel. Ketiga Ekstendomikoriza, jenis mikoriza ini
hanya terbentuk pada beberapa famili tanaman dan cendawan pembentuknya
berkembang diantara, di dalam dan di sekeliling akar tanaman inang (A. Haris Talanca, dkk. 2006).
Alur
Pembuatan Mikoriza
Metoda atau cara produksi inokulum mikoriza dan aplikasi secara
langsung di lahan atau Produksi pertanianadalah sebagai berikut :
1.
Persiapan Lahan
Diperlukan bedengan berukuran 25 m 2 untuk menghasilkan 4 000 kg
inokulum berupa campuran tanah spora dan akar terinfeksi. Sebaiknya
dipilih lahan yang kurang subur yang dekat dengan areal penanaman.
2.
Sterilisasi Lahan
Pada lahan di atas disebarkan 50 - 60 g dazomet granular per m2,
diaduk merata lalu disiram air untuk melarutkan butiran dazomet dan ditutup
plastic. Perlakukan berikutnya adalah pencangkulan selain untuk meratakan
hasil, juga untuk menguapkan sisa umigasi. Lima hari kemudian,bedeng
tersebut dapat digunakan.
3.
Inokulasi
Pada tiap lubang yang dibuat diberikan starter inokulumdari jenis
cendawan mikoriza yang akan dikembang biakkan. Tanaman
inang dapat berupa jagung sorgum atau pueraria. Untuk menjamin terjadinya
infeksi pada media pengecambahan dapat diberi inokulum sebagai perlakuan pra
inokulasi sebelum ditanam dibedeng perbanyakan.
4.
Multiplikasi
Perawatan tanaman perlu dilakukan
selama pertumbuhan tanaman di lahan atau bedeng pembiakan pembiakan.
Setelah tanaman inang keluar bunga (jantan atau betina) sebaiknya digunting agar
tanaman dapat merangsang terbentuknya spora cendawan mikoriza dilahan tersebut.
5.
Panen
Inokulum
Setelah
tanaman mongering, tanah bedeng tersebut sudah dapat digunakan sebagai inokulum
pengambilan tanah sebagai inokulum dilakukan hingga kedalaman sebatas lapisan
olah yang telah dilakukan sebelumnya (20 - 30 cm).
6.
Pemakaian
hasil
Hasil
panen dapat langsung diaplikasikan pada tanaman ubi kayu dengan dosis 200 g pertanaman
Stek ubi kayu ditanamkan pada lubang tersebut tepat diatas permukaan inokulum
yang diberikan 5. Panen Inokulum Setelah tanaman inang mengering
C.
ALAT
DAN BAHAN
ALAT
|
BAHAN
|
Mikroskop Bedah
|
Mikoriza
|
Gelas Objek
|
Aquadest
|
Kaca Penutup
|
Kacang Merah
|
Pipet Tetes
|
|
Cawan Petri
|
D.
PROSEDUR
KERJA
Mikoriza
|
Campurkan
Mikoriza dengan Aquadest
|
Homogenisasi
|
Teteskan
sampel mikoriza tersebut pada gelas objek
|
Homogenisasi
|
Tutup
dengan kaca penutup
|
Homogenisasi
|
Identifikasi
bentuk spora mikoriza tersebut dibawah mikroskop
|
Gambar dan sebutkan jenis mikoriza
|
E.
HASIL
MIKORIZA
25 %
|
MIKORIZA
20 %
|
MIKORIZA
10 %
|
MIKORIZA
5 %
|
MIKORIZA
0 %
|
F.
PEMBAHASAN
Tingkat
Infeksi oleh Fungi Mikoriza
Makin
banyak akar yang terinfeksi diperkirakan akan makin besar pula tingkat
penyerapan hara pada tanah – tanah yang miskin hara. Biasanya tanaman yang
tumbuh pada tanah – tanah yang kurang subur memiliki nisbah akar/ tajuk lebih
besar disbanding tanaman yang tumbuh pada tanah subur. Hal itu karena akar bisa
cenderung tumbuh memanjang dan melebar untuk mencapai sumber air dan hara.
Dari
pengamatan mikroskopik diketahui bahwa dalam akar kacang tanah yang terinfeksi
fungi mikoriza VA terbentuk struktur arbuskula (cabang – cabang hifa) yang
tersebar didalam dan diantara sel – sel korteks akar serta vesikula (struktur
berbentuk bola) yang ditemukan didalam sel korteks, berbeda dengan sel fungi
endomikoriza hidup secara simbiotik dengan menginfeksi akar tanaman dan dapat
melakukan penetrasi menembus dinding sel – sel korteks akar. Struktur berbentuk
bola (vesikula) berkembang ketika hifa berbeda dalam sel – sel korteks, sedang
hifanya sendiri dapat ditemukan baik didalam sel korteks maupun didalam lamella
tengah.
Interaksi
antar makhluk hidup merupakan hal lazim. Demikian pula dalam dunia tumbuhan.
Dalam proses tumbuh dan berkembang, tumbuhan berinteraksi dengan lingkungan
biotik maupun abiotik. Salah satu contoh interaksi tumbuhan yang bersifat
biotik adalah dengan jamur. Hubungan tersebut bisa berupa hubungan yang saling
merugikan (parasitisme) karena menyebabkan pohon/ tanaman menjadi sakit, atau
hubungan yang saling menguntungkan (mutualisme), misalnya mikoriza.
Mikoriza
dapat dikemas dalam berbagai bentuk produk. Kemasan teknologi yang paling
sederhana dan praktis untuk jenis cendawan ektomikoriza yang sporanya berlimpah
adalah bentuk tablet spora. Selain itu ada kemasan lain yang cukup praktis di
mana organ cendawan spora, hifa dan propagul lain dapat dikapsulkan dan
dicampur dengan bahan dasar olahan rumput laut (alginat). Sedangkan untuk jenis
cendawan endomikoriza adalah dengan cara memperbanyaknya pada inang tanaman
semusim selama 3 bulan dan selanjutnya spora yang telah terbentuk pada sistem
perakaran dapat dipanen dan dikemas dengan pembawa dari pasir atau batuan zeolite
(Erdy Santoso, dkk. 2006).
Untuk
memacu pertumbuhan pohon di persemaian dan lapangan, diperlukan pemahaman
kondisi biologi di sekitar sistem perakaran beserta interaksi biogeokimia dalam
proses penyerapan unsur hara oleh tanaman. Cendawan mikoriza merupakan mikroba
penting dalam ekosistem hutan. Bagian tubuh cendawan mikoriza yang cocok dengan
inang dapat dimanfaatkan dalam bentuk produk inokulum. Cendawan mikoriza
merupakan salah satu alternatif teknologi rehabilitasi hutan dan lahan yang
dapat diterapkan di Indonesia. Aplikasi cendawan mikoriza dimungkinkan dengan
cara memanfaatkan cendawan mikoriza lokal yang cocok dengan inang (pohon) yang
akan diintroduksi dalam skala besar. Bibit bermikoriza lebih tahan kering
daripada bibit yang tidak bermikoriza. Kekeringan yang menyebabkan rusaknya
jaringan korteks, kemudian matinya perakaran, pengaruhnya tidak akan permanen
pada akar yang bermikoriza. Akar bermikoriza akan cepat pulih kembali setelah
periode kekurangan air berlalu.
Hifa
cendawan masih mampu menyerap air pada pori-pori tanah pada saat akar bibit
sudah tidak mampu lagi. Selain itu penyebaran hifa di dalam tanah sangat luas,
sehingga dapat memanen air relatif lebih banyak. Sebagai contoh Pinus
merkusii yang banyak ditanam di Indonesia sejak awal merupakan salah satu
jenis tanaman cepat tumbuh yang pertumbuhannya sangat memerlukan mikoriza, maka
untuk meningkatkan keberhasilan penanaman P. merkusii di lapangan,
dibutuhkan bibit dengan mikoriza pada perakarannya. Begitu juga penanaman
jenis-jenis Dipterocarpaceae (terutama jenis-jenis meranti di Jawa Barat)
memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap cendawan ektomikoriza, dengan
demikian aplikasi ektomikoriza lokal perlu dikembangkan dalam skala besar.
Dengan demikian untuk meningkatkan keberhasilan program RHL, maka bibit tanaman
hutan harus dibekali mikoriza pada sistem perakarannya agar tanaman hutan
memiliki daya hidup yang lebih di lapangan. Beberapa tahapan penting dalam
proses pemanfaatan mikoriza berupa teknik sterilisasi dan teknik inokulasi pada
tahap persemaian.
DIAGRAM HASIL DARI 0 % - 25 %
(Selama 2 Mingggu)
G.
KESIMPULAN
Dari
hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa tidak saling tindak antara pengaruh
inokulasi dengan mikroba dan pengaruh pemberian terhadap tingkat infeksi fungi
serta terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.
Dalam
proses pertumbuhan Mikoriza terhadap kacang merah selama kurun waktu 2 minggu,
proses pertumbuhannya tidak terlalu cepat untuk minggu pertama, dan untuk hari
selanjutnya pertumbuhan mulai bertambah cepat, karena kondisi seperti panas dan
masuknya air kedalam tanah sangat mempengaruhi. Karena hal tersebut menunjukkan
pengaruh mikoriza berdampak positif terhadap pertumbuhan dimana mikoriza dapat
berfungsi dalam penyerapan hara pada tanah. Tanaman tumbuh pada tanah – tanah
yang kurang subur memiliki nisbah akar/ tajuk lebih besar disbanding tanaman
yang tumbuh pada tanah subur. Hal itu karena akar bisa cenderung tumbuh
memanjang dan melebar untuk mencapai sumber air dan hara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar